Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sering terjadi di Indonesia, negara yang terletak di Cincin Api Pasifik dan memiliki banyak patahan aktif. Salah satu wilayah yang memiliki keaktifan gempa yang tinggi adalah Mentawai.
Pujiastuti dkk., (2018) menyebutkan bahwa daerah Kepulauan Mentawai dan sekitarnya diprediksi memiliki tingkat keaktifan gempa yang tinggi dan memiliki energi besar yang masih tersimpan sehingga berpeluang terjadi gempa besar di wilayah tersebut.
Pada tanggal 23 Juli 2024, gempa bumi dengan magnitudo 5,0 mengguncang wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa pertama terjadi pada pukul 10:10:12 WIB dengan pusat gempa terletak di laut, sekitar 36 km timur laut Kepulauan Mentawai pada kedalaman 10 km. Gempa ini dirasakan di beberapa wilayah dengan skala MMI (Modified Mercalli Intensity) II hingga IV, diantaranya Padang, Padang Panjang, Padang Pariaman, Pariaman, dan Agam.
Gempa ini disebabkan oleh aktivitas tektonik, dimana Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan Lempeng Eurasia. Wilayah Mentawai terletak di jalur subduksi, di mana lempeng yang lebih berat menunjam di bawah lempeng yang lebih ringan, menyebabkan akumulasi stress yang akhirnya dilepaskan dalam bentuk gempa bumi. BMKG mencatat gempa ini juga diikuti oleh beberapa gempa susulan. Ini merupakan hal biasa setelah kejadian gempa besar.
Meskipun gempa ini tidak menyebabkan kerusakan yang signifikan, dampaknya terhadap masyarakat Mentawai tetap perlu diperhatikan. Banyak penduduk yang mengalami ketakutan dan kecemasan setelah guncangan, yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka. Aktivitas ekonomi, terutama di sektor pariwisata, mungkin terganggu akibat ketakutan akan gempa susulan.
Sebuah Artikel Ilmiah
Karya: Indah Putri Utami (Mahasiswa Fisika Universitas Andalas)
Publish: Kamis, 25 Juli 2024